Blogger Widgets

I Love Konseling

I Love Konseling

Kamis, 08 Mei 2014

Teori Kepribadian Albert Bandura


Biografi Albert Bandura

Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D).
Albert Bandura adalah  salah seorang behavioris yang menambahkan aspek kognitif terhadap behaviorisme sejak tahun 1960. Bandura memiliki pendapat ( asumsi ) tersendiri dalam kaitannya dengan hakikat manusia dan kepribadian. Asumsinya yaitu:
1.      Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yana sadar, berfikir, merasa dan mengatur tingkah lakunya sendiri.
2.      Bandura juga berpendapat bahwa, Kepribadian berkembang dalam konteks sosial, interaksi antara satu  sama yang lainnya. Jadi teori kepribadian adalah yang mempertimbangkan konteks sosial tersebut.
Bandura menyelesaikan program doktornya dalam bidang psikologi klinik, setelah lulus ia bekerja di Standford University. Beliau banyak terjun dalam pendekatan teori pembelajaran untuk meneliti tingkah laku manusia dan tertarik pada nilai eksperimen.Pada tahun 1964 Albert Bandura dilantik sebagai professor dan seterusnya menerima anugerah American Psychological Association untuk Distinguished scientific contribution pada tahun 1980.
Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku social dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran social dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama mendapat gelar doctor sebagai asistennya. Bandura berpendapat, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.


PEMBAHASAN

A.    Teori Belajar Sosial
Salah satu asumsi penting awal dan mendasar teori belajar sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun berprilaku dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari ini semua adalah pengalaman-pengalaman tak terduga. Meskipun manusia dapat dan sudah banyak belajar dari pengalaman langsung namun lebih banyak mereka pelajari dari aktivitas mengamati orang lain.
Teori  Bandura yang sangat terkenal adalah teori belajar sosial yang  menekankan pada kognitif dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi.
Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan (observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity).
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi  lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian -kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan. menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Jadi teori belajar sosial bandura ini menjelaskan mengenai tentang hubungan kepribadian, lingkungan, dan tingkah laku manusia merupakan hasil interaksi timbal balik yang terus menerus antara faktor-faktor penentu yaitu: faktor internal seperti, kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan manusia) dan ada juga faktor eksternal yaitu lingkungan. Proses ini di sebut dengan “ reciprocal  determinism”  dimana manusia mempengaruhinasibnya dengan mengontrol kekuatan lingkungan, tetapi mereka juga dikontrol  oleh kekuatan-kekuatan  lingkungan tersebut.
Dalam hal ini, Bandura menyetujui keyakinan dasar behaviorisme yang mempercayai bahwa kepribadian dibentuk melalui belajar. Namun  dia berpendapat bahwa “ conditioning” bukan proses yang  mekanis, manusia menjadi partisipan yang pasif. Sebaliknya, manusia itu aktif mencari dan memproses informasi tentang lingkungan, agar dapat memaksimalkan hasil yang menyenangkan.
B.       Pembelajaran Pengamatan (Observational Learning) dalam Teori Belajar Sosial Bandura
Bandura (1986,2003) yakin bahwa pembelajaran dengan mengamati jauh lebih efisien dari pada pembelajaran dengan mengalami langsung. Dengan mengamati orang lain, manusia mempelajari respons mana yang diikuti hukuman atau yang mana yang tidak mendapat penguatan.
Anak-anak mengamati karakter di televisi contohnya, dan mengulangi lagi apa yang didengar atau dilihat, jadi mereka tidak perlu melakukan sendiri beragam perilaku secara acak dan berharap mengetahui mana yang akan dihargai mana yang tidak.

Ada dua Pembelajaran melalui pengamatan (Observation Learning) adalah : 
Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain atau vicarious reinforcement
Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M. 1998a:43)

Bandura menjelaskan mengenai keterlibatan empat fase dalam pembelajaran ini melalui  pengamatan, yaitu :
1.      Fase Atensi / perhatian
Fase pertama dalam pembelajaran pengamatan ialah memberikan perhatian pada orang/model yang ditiru. Keinginan  untuk meniru orang/model karena orang/model tersebut mempunyai sifat dan kualitas hebat,berkuasa dan sifat-sifat lainnya. Dan keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan dan minat pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya,semakin mudah tertarik  perhatiannya.
2.      Fase Retensi  / pengingatan
Agar dapat mengambil manfaat dari perilaku orang lain yang telah diamati, seorang pengamat harus dapat mengingat apa yang telah dilihatnya. Setelah memperhatikan tingkah laku yang sama dengan model tersebut, maka anak akan melakukan proses retensi atau mengingat denga menyimpan memori menganai model yang dia lihat  dalam bentuk simbol-simbol dan kemudian menyimpan dalam ingatannya.

3.      Memproduksi  gerak motorik
Komponen ketiga dalam proses peniruan adalah mengubah ide gambaran, atau ingatan menjadi tindakan dan ini juga meliputi kekuatan fisik. Contoh : seorang anak mengamati ayahnya yang sedang mencangkul di ladang. Agar  anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerakan seperti ayahnya.
4.      Fase Motivasi
Fase terakhir dalam proses pembelajaran pengamatan ialah motivasi. Orang tidak akan memperagakan atau melaksanakan setiap hal yang dipelajarinya lewat proses pengamatan, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Misalnya karena ada hadiah, maka anak akan melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya.
Dalam tumbuh kembang anak, teori ini sangat berguna sebagai bentuk  acuan pembelajaran yang tepat untuk anak. Orang tua, guru dan pihak- pihak lainya dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak denga menerapkan teori  ini. Meraka akan memahami tindakan apa yang pantas atau  tidak untuk ditunjukkan kepada anak sebagai bentuk pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.
C.    Konsep Penting dalam Kepribadian menurut Bandura
Self Efficacy
Self  efficacy merupakan  komponen kunci self systen. Yang dimaksud self system ini bukan faktor psikis yang mengontrol tingkah laku, namun merujuk kepada stuktur kognisi yang memberikan mekanisme rujukan dan yang merancang fungsi-fungsi persepsi,  evaluasi, dan regulasi tiingkah laku.
Bandura menyakini bahwa  self efficacy merupakan elemen kepribadian yang krusial. Self efficacy ini merupakan keyakinan diri ( sikap percaya diri ) terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan.
Ketika self efficacy tinggi, kita merasa percaya diri bahwa kita dapat melakukan respon tertentu untuk memperoleh reinforcement. Sebaliknya apabila rendah, maka kita merasa cemas bahwa kita tidak mampu melakukan respon tersebut. Jika seseorang tidak yakin dapat memproduksi hasil yang mereka inginkan, maka mereka akan memiliki sedikit motivasi untuk bertindak.


D.    Teori Peniruan (Modeling)
Albert Bandura dan Richard Walters (1959, 1963)10, telah melakukan eksperimen lain yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil eksperimen mereka mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura, kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandangkan teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa memberi pertimbangan terhadap proses mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam diri (kognitif) dan persekitaran. Bagi menjelaskan pandangan ini, beliau telah mengemukakan teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama Walter (1963) ke atas kesan perlakuan kanak-kanak apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi dan menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak ini diarah bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah Jantan & Mahani Razali 2004).

Unsur Utama Dalam Peniruan
Untuk pembelajaran pemerhatian wujudnya dalah penting untuk individu berkenaan berbuat demikian:
a.    Tumpuan ('Attention')
Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk membolehkannya mempelajarinya. Sama ada subjek memberi perhatian atau tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin diri mungkin meniru tingkah laku pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang tersendiri.
b.    Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memerhati harus mengekod peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan   subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diinginkan.


c.    Penghasilan ('Reproduction')
Setelah mengetahui atau mempelajarai sesuatu tingkahlaku, subjek juga mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkahlaku. Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi sesetengah tingkahlaku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.
d.   Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura kerana ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.

 Ciri-Ciri Teori Peniruan
    1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
    2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain -lain
    3. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kece kapan demontrasi guru sebagai model.
    4. Pelajar memperoleh kemahiran jika memperoleh kepuasan dan peneguhan yang berpatutan.
    5. Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, peringatan, peniruan dgn tingkah laku atau gerak balas yg sesuai, diakhiri dengan pene guhan positif.

Eksperimen Albert bandura
Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan kanak-kanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura, seorang tokoh mazhab sosial ini menyatakan bahawa proses pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan permodelan. Beliau menjelaskan lagi bahawa aspek pemerhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan juga aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada kefahaman pelajar.
Eksperimen Pemodelan Bandura
Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang dan menjerit ke arah patung besar Bobo.
Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa malahan lebih agresif,

Jenis-Jenis Peniruan
a.      Peniruan langsung
Pembelajaranan langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran sosial dari Albert Bandura. Pembelajaranan langsung adalah model pembelajaranan yang dirancang untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan setahap demi setahap. Ciri khas  pembelajaranan ini adalah adanya modeling, iaitu suatu fasa di mana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disanjungi.
b.      Peniruan tak langsung
Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian secara tidak la ngsung. Contoh: meniru watak yang dibaca dalam buku, memerhati seorang guru mengajar rakannya.
c.       Peniruan gabungan.
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarna daripada
buku yang dibacanya.
d.      Peniruan sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu sahaja.
contoh: Tiru fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.
e.       Peniruan tak sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam apa-apa situasi.
Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.

Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian.
Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan beberapa faktor. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar pembelajaran melalui pemerhatian dapat terjadi, yakni:
·       Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus dicurahkan ke orang itu.Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model yang menarik, dan arti penting tingkah laku yang diamati bagi si pengamat.
·       Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menent ukan mana yang dibuang dan mana yang akan cuba dilakukan. Representasi imaginasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik dalam fikiran, tanpa benar-benar melakukannya secara fisik.
·       Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan.
·       Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Pembelajaran melalui pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, proses daripada tingkah laku yang dihukum tidak akan berlaku. Imitasi tetap terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan melihat model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran.
E.     Aplikasi Teori terhadap Proses Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar sosial adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
a.                 Mementingkan pengaruh lingkungan.
b.                Mementingkan bagian-bagian.
c.                 Mementingkan peranan reaksi.
d.   Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur  stimulus respon.
e.                 Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
f.                 Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
g.                Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
F.     Kelemahan dan Kelebihan Teori Albert Bandura

Ø  Kelemahan Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Teori belajar sosial ini hanya memfokuskan pada penggabungan kognitif internal dan perilaku sosial saja, namun hubungan timbal balik antar faktor yang salaing mempengaruhi tidak dijelaskan secara mendetil.

Ø  Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.












Kesimpulan

Teori Belajar Sosial , Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli psikologi pendidikan dari Stanford University,USA. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya.
Jadi, kesimpulannya adalah  teori belajar menurut bandura ini merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara tingkah laku,  person/kognitif, dan lingkungan dimana seseorang berada. Ketiga  aspek ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan pola perilaku pada anak.  Pola perilaku pada anak terjadi dari hasil  observation (pengamatan) dan self efficacy.
Proses pembentukan  pola  perilaku pada anak meliputi atensi,retensi,reproduksi, dan motivasi. Dengan pemahaman pada konsep teori ini,  kita dapat melakukan pembelajaran sosial  yang tepat pada anak sehingga dapat mendukung optimalisasikan proses tumbuh kembang anak.




REFERENSI
Di Kutip dari Buku :
Ø  Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M,Pd  dan Dr. A. Juntika Nurihsan, M.Pd  yang berjudul TEORI KEPRIBADIAN
Ø  Jess Feist yang berjudul Theories of Personality edisi Ke-6
Ø  http://webspace.ship.edu/cgboer/bandura.html
Ø  http://alfaned.blogspot.com/2008/09/bab-2-teori-sosial-bandura.html
Ø  http://pdfcontact.com/ebook/teori_peniruan_bandura.html
Ø  http://mabjip.blogspot.com/2009/10/teori-pembelajaran-sosial-bandura.html

12 komentar :